Bupati Ngawi dan Bupati Nganjuk Isi Kegiatan Ramadan di DPD PDIP Jatim




Keduanya mengajak memaknai pentingan Ramadan dalam kegiatan bertema Hikmah Ramadan. —

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Bupati Ngawi yang juga Wakil Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP Jatim Ony Anwar bersama Ketua Bamusi Jatim juga Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menyampaikan tausiyah keagamaan di aula Megawati Soekarnoputri, Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Surabaya. 

Keduanya mengajak memaknai pentingan Ramadan dalam kegiatan bertema Hikmah Ramadan

BACA JUGA:DPD PDIP Jatim Distribusikan 56.000 Sembako Lebaran kepada Kader Banteng se-Provinsi


Mini–

Ony sapaan akrab Bupati Ngawi ini, menceritakan keistimewaan momen Ramadan yang hanya datang setahun sekali itu.

“Sangat disayangkan jika Ramadan hanya dihabiskan menahan lapar dan dahaga. karena makna Ramadan jauh lebih besar,” kata Ony.

Allah SWT memberikan ganjaran pahala yang berlipat ganda. “Kalau ibadah yang lain pahalanya antara 10-700 lipat, kalau puasa di bulan Ramadan, ini untuk Allah dan Allah yang menentukan jumlah pahalanya. Jadi bisa jumlahnya tidak terhingga,” ucapnya.

BACA JUGA:PDIP Jatim Undang Ketua PW Muhammadiyah Isi Pengajian Rutin Bamusi

Ia menyebut, selain ibadah wajib, ada tiga esensi bulan Ramadan yang mampu membuat orang menjadi golongan orang yang bertakwa pada Allah SWT atau biasa disebut muttaqin.

Pertama menyegerakan mohon ampun ketika berbuat dosa, ikhlas dalam bersedekah, dan mampu menahan amarah serta merawat silaturahmi dengan keluarga terdekat.

“Dalam surat Ali Imran ayat 134 dijelaskan ketika kita mendapati suatu kesalahan kekhilafan ini Allah meminta kita menyegerakan mohon ampun ke Allah yang oleh Allah akan diganjar surga yang luasnya langit dan bumi,” tutur Ony.

Meski terlihat sederhana namun tiga kegiatan itu cenderung sulit dilakukan. Hal ini, juga tercatat dalam riwayat hadis. 

BACA JUGA:HUT Ke-52, PDIP Jatim Dukung Megawati Kembali Ketua Umum

Ony mencontohkan pada aspek ketiga yakni merawat silaturahmi. Seringkali dalam satu keluarga, orang tua lebih fokus pada anaknya yang sedang di perantauan. Tanpa sadar setiap hari anak lainnya yang selalu menjaga dan merawatnya.

“Kadang kita lupa tiap hari kita berinteraksi, ini yang harus kita pahami dulu. Saudara kita, kerabat kita, orang tua kita baru yang lainnya, kadang ini malah kelewatan,” sebutnya.

Sumber:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *