Dukung Swasembada Pangan, Perpadi Kediri Serap Gabah Petani Nganjuk dan Kediri Melebihi Target

JATIMTIMES – Menyikapi adanya kabar bahwa Bulog Kediri melakukan penolakan penyerapan gabah dari petani, mitra Bulog Kediri yang tergabung dalam Perpadi (Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia) Kediri, Jawa Timur, buka suara. 

Sejak awal mereka sepakat mendukung sepenuhnya upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan 2025. Perpadi Kediri juga memberi apresiasi capaian yang dilakukan oleh Bulog Kediri dalam menyerap beras dan gabah dari petani yang menyentuh angka 154,19 persen dan sudah melebihi target. Gabah dari petani Nganjuk dan Kediri sampai akhir Maret 2025 mencapai 18.394.455 kg atau 18 ribu ton lebih.

Baca Juga :
Gerindra Kota Malang Safari Ramadan, Kunjungi Lima PAC dan Serap Aspirasi Masyarakat

Ketua Perpadi Kediri Beny Setyawan mengatakan, adanya kabar bahwa Bulog tidak menyerap gabah petani di Nganjuk tidak tepat. Hal itu dibuktikan selama ini mitra Bulog terus mengerjakan pengeringan gabah dari serapan petani di Nganjuk dan Kediri.

“Bulog Kediri sudah menjadi nomor 1 serapan beras dan gabahnya di Jawa Timur dan melampaui target yang ditentukan oleh Bulog sendiri. Namun memang ada keterbatasan kapasitas mesin driyer (pengering) gabah yang tidak seimbang dengan hasil panen raya. Untuk saat ini, para mitra lebih memilih memastikan kualitas untuk mempercepat  pengeringan dan penggilingan biar serapan lebih optimal,” terang Beny.

Lebih lanjut Beny menjelaskan sekarang ini ada sekitar 14 orang pengusaha penggilingan beras yang menjadi mitra Bulog Kediri yang siap menerima gabah dari petani untuk diproses. Dan Bulog senantiasa membuka kesempatan kemitraan untuk para penggilingan padi untuk bergabung dalam proses penyerapan gabah dan beras sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. 

“Anggota Perpadi kita banyak. Cuma yang memiliki kapasitas dan memilki sarana penunjuang pasca-panen sementara ini ada 14 orang yang tergabung dalam Mitra Maklon Bulog,” ungkapnya 

Namun sayangnya, banyak gabah yang diserap dari petani kualitasnya sangat rendah. Selain basah, juga banyak biji hampa dan sampah daun padi, sehingga mempersulit  pengeringan di tingkat mitra. Pengeringan yang seharusnya bisa selesai 10-12 jam, bisa tambah lama hingga mencapai 40 jam. Hal ini tentu membuat biaya membengkak dan mengakibatkan kerusakan mesin pengering. Selain itu membuat hasil rendemen beras sangat rendah.

Untuk itu, para mitra lebih fokus untuk memilih kualitas barang yang standar agar lebih cepat  diproses sehingga tidak mengganggu proses kuota penyerapan gabah.

Baca Juga :
KAI Daop 8 Surabaya Peringatkan Pelanggan KA: Barang Bawaan Maksimal 20 Kilogram

Melihat kondisi yang terjadi sekarang, Mitra Maklon Bulog Kediri lebih memilih untuk sementara menyelesaikan  pengeringan dan penggilingan padi yang diserap Bulog. Mitra lebih fokus menyelesaikan stok gabah yang diproses sebelumnya untuk digiling jadi beras agar tidak menumpuk di gudang milik mitra. 

“Kami sekarang fokus dulu dengan apa yang sebelumnya menjadi tanggung jawab kami terkait pemrosesan menjadi hasil giling, kebetulan serapan gabah paling banyak dari wilayah Nganjuk. Rata-rata Bulog Kediri itu nyerapnya justru dari Nganjuk. Sedangkan kapasitas driyer seluruh mitra sekitar 500 ton/hari. Sedangkan hasil panen dari Nganjuk dan Kediri mencapai lebih dari 500 ton/ hari,” katanya 

Seperti juga yang diungkapkan oleh mitra Bulog yang lain, Afnan Subagio, bahwa gabah/padi dengan kualitas rendah juga akan memperlambat program swasembada karena gabah dengan kualitas rendah juga akan menghasilkan beras dengan kualitas rendah pula. 

Hal lain juga dikemukakan oleh Mitra Maklon Bulog yang lain, Yimmi Stepanoes. Dia mengatakan, saat ini baiknya semua bersinergi untuk mewujudkan program unggulan  Presiden Prabowo Subianto, yakni swasembada pangan 2025, dengan menyikapi segala persoalan secara objektif. Pentingnya pemuliaan cara dan waktu panen juga sangat memengaruhi padi yang akan diproses.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *