Nganjuk –
Sekitar 70 Kepala Desa (Kades) di Nganjuk mendatangi gedung DPRD setempat untuk menyampaikan keluhan mereka terkait harga gabah yang anjlok di tengah panen raya.
Saat ini, harga gabah hanya berkisar Rp 5.700 hingga Rp 5.800 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang seharusnya Rp 6.500 per kilogram.
Para kades yang tergabung dalam Asosiasi Kepala Desa Nganjuk menilai turunnya harga gabah disebabkan kurang maksimalnya penyerapan yang dilakukan oleh Bulog.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kita mendatangi DPRD Nganjuk lantaran kami dari Asosiasi Kepala Desa Nganjuk kecewa dengan ketidakmampuan Bulog menyerap gabah secara maksimal. Sehingga harga gabah oleh tengkulak tidak sesuai HPP,” ujar Ketua Asosiasi Kepala Desa Nganjuk, Dedy Nawan kepada detikJatim, Rabu (26/3/2025).
Dedy, yang juga menjabat sebagai Kades Gajekan, meminta Bulog segera mencari solusi agar penyerapan gabah bisa dilakukan secara maksimal. Menurutnya, ketidaksesuaian harga dengan HPP memicu keresahan di kalangan petani.
“Kemampuan Bulog Cabang Kediri dalam menyerap gabah petani di Kabupaten Nganjuk gimana agar tengkulak bisa beli gabah petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram kini dipertanyakan. Masalah demi masalah muncul sejak awal panen, membuat petani semakin resah,” jelas Dedy.
Kedatangan puluhan Kades Nganjuk ini disambut oleh anggota DPRD Kabupaten Nganjuk dari Komisi 1, 2, dan 4. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Bulog Kediri dan dinas terkait.
“Selain Kades, kita bersama aliansi mahasiswa, kita juga disambut oleh dinas terkait serta Komisi 1, Komisi 2, dan Komisi 4. Semoga ada jalan keluar permasalahan ini,” tandas Dedy.
(hil/iwd)