Nganjuk, Beritaterbit.com – Sejumlah petani di Kabupaten Nganjuk harus menelan pil pahit, pasalnya apa yang diharapkan oleh petani selama ini tidak sesuai ekspektasi terkait pembelian gabah kering oleh pihak pemerintah yang mana dalam hal ini pihak Bulog Nganjuk dan Kediri.
Sejumlah aksi dari petani maupun berbagai elemen masyarakat juga kepala desa, ikut menyikapi hal terkait penolakan pihak Bulog yang mana di sejumlah wilayah di Kabupaten Nganjuk hasil panen petani tidak bisa diserap oleh pihak Bulog.
Seperti halnya disampaikan Kepala Desa Kampungbaru Susilo Dwi Prasetyo, dalam pemberitaan di media online akan melakukan aksi bersama masyarakat ke pihak Bulog dengan membawa sejumlah petani yang ada di Desa Kampungbaru Kecamatan Tanjunganom, bahkan tidak tanggung-tanggung pihaknya siap sejumlah petani sekitar seribu orang dan akan segera melakukan hearing ke DPRD Nganjuk.
Aksi tersebut sontak membuat pucuk pimpinan Kepala Desa Kabupaten Nganjuk Dedi Nawan (Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Nganjuk), meradang dan akan segera turun gunung, bahkan tidak segan-segan akan ikut serta aksi juga siap kawal dan menyurati DPRD Nganjuk untuk melakukan aksi hearing terkait polemik hasil panen yang mana diduga di sejumlah wilayah ada penolakan oleh pihak Bulog Nganjuk.
“Nanti kita akan pertanyakan terkait regulasi Bulog dalam hearing di DPRD Nganjuk, kalau perlu kita dukung langkah Kepala Desa Kampungbaru bahkan saya akan turun langsung, karena apa ini mau hari raya dan di wilayah Nganjuk akan menghadapi panen raya terus seperti apa nanti nasib para petani Nganjuk,” ucap Dedi Nawan saat dikonfirmasi pada Senin (17/3/2025).
Pihaknya juga menakutkan kalau tidak bisa terserap oleh pihak Bulog, tidak sedikit perkiraan akan jadi permainan pihak tengkulak. Pasti akan jadi permainan, kalau di Bulog diserap sesuai regulasi aturan pemerintah seharga Rp 6500 per kg, tak menutup kemungkinan akan dibawah sesuai harga HPP tersebut.
Reporter: Gendro
Editor: Wulan