Nganjuk, Celah.id – Puluhan sapi ternak bantuan untuk masyrakat di Desa Jatirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, diduga digelapkan kelompok masyarakat (Pokmas) penerima bantuan desa setempat.
Total ada sebanyak 10 ekor sapi yang seharusnya dikelola sebagai bantuan ternak oleh masyarakat setempat. Sayangnya, sejak disalurkan pada 30 Oktober 2024 lalu, sapi-sapi tersebut sudah tidak berada di kandangnya.
Sapi tersebut merupakan bantuan program pokok-pokok pikiran (Pokir) salah satu anggota DPRD Jatim pada tahun 2024 lalu. Dari keterangan warga setempat menyampaikan, kabarnya sapi-sapi itu telah dijual oleh Pokmas penerima bantuan. Sapi dijual dengan harga Rp15 juta per ekor.
BACA JUGA : Sejumlah Pasangan Kumpul Kebo di Indekos Kertosono Nganjuk Digrebek Polisi
“Di dol kabeh, (dijual semua). Informasinya dijual Rp15 juta per ekor, Ada juga yang dijual dengan harga Rp4,5 juta per ekor. Kelihatannya juga sekdes terlibat ini artinya saya meniru bahasanya kades,” kata salah satu sumber menyampaikan informasinya kepada Celah.id Kamis (6/3/2025).
Saat ditelusuri lokasi kandang yang menjadi tempat peternakan sapi bantuan di Rukun Warga (RW) 01, Dusun/Desa Jatirejo memang tak ditemui satu ekor pun sapi. Pemilik kandang bahkan menyebut jika awalnya ia hanya diminta bantuan sebagai lokasi penempatan sapi bantuan.
“Seingat saya, sapi itu di turunkan di kandang sapi saya pada 30 Oktober 2024 malam. Waktunya sekitar jam setengah delapan malam. Waktu itu juga disaksikan pemerintah desa serta Bhabinsa setempat,” kata pemilik kandang ditemui dilokasi.
Namun selang dua tiga hari, sapi itu sudah tidak berada di kandang. Pemilik kandang mengaku tak tahu menahu kemana sapi itu dibawa. Sebab ia hanya mengetahui jika aktivitas pemindahan sapi dilakukan oleh Ketua Pokmas bernama M. Agus Misbah.
BACA JUGA : Kebun Kurma Nganjuk Sajikan Wisata Petik Kurma Langsung dari Pohon
“Karena sejak awal yang meminta izin meminjam kandang itukan Pak Misbah. Jadi saya tidak tahu saat sapi itu sudah tidak ada dikandang itu sekarang berada dimana,” paparnya.
Sumber lain menyebut, uang hasil penjualan tersebut diduga dibagi-bagi oleh kelompok penerima bantuan. Satu orang, kabarnya hanya diberi Rp1 juta. Uang sisanya diduga dibawa oleh Ketua Pokmas.
“Informasinya uangnya di bagi-bagi. Anggota pokmas hanya diberi satu jutaan, sisanya kayaknya dibawa ketua pokmas,” papar sumber yang meminta namanya tak disebutkan.
Sementara itu, Kepala Desa Jatirejo, Agus Wahyu Widodo, tak menampik soal dugaan penggelapan sapi ternak bantuan masyarakat. Dikonfirmasi melalui telephon, Agus menyebut jika persoalan ini sudah terjadi lama.
“Informasinya memang dijual oleh Pokmas. Alasannya, karena bantuan sapi yang diterima tidak sesuai dengan spesifikasi, sehingga dijual untuk digantikan dengan sapi yang sesuai spesifikasi,” paparnya.
Agus sendiri mengaku tak tahu menahu persoalan tersebut. Sebab menurutnya, bantuan diterima langsung oleh Pokmas. “Kalau saya tidak tahu menahu. Yang tahu itu Pak Sekdes, karena beliau bagian dari anggota pokmas tersebut. Coba langsung saya konfirmasi kepada Ketua Pokmas atau Pak Sekdes,” jelasnya.
Meski begitu, Kades Agus sempat mendapatkan informasi jika sapi-sapi yang telah dijual itu sudah diganti. Namun karena waktu itu ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sehingga sapi-sapi itu tidak bisa masuk ke wilayah Nganjuk.
“Nah soal dimana saat ini sapi-sapi itu saya tidak tahu. Silahkan saja konfirmasi sendiri ke yang bersangkutan,” jelasnya.
BACA JUGA : Truk Pengangkut Padi Terguling di Area Persawahan Nganjuk, Sejumlah Penumpang Ikut Tertimbun
Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait hal ini, M. Agus Misbah, Ketua Pokmas penerima bantuan ternak tak bisa dihubungi. Ketika dihampiri di rumahnya, Misbah disebut sedang tak berada di rumah.
Masyarakat setempat berharap agar pokmas bertanggungjawab atas persoalan yang terjadi. Sebab awalnya bantuan itu diberikan sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan ternak sapi.
“Harusnya bertanggungjawablah mereka (pokmas). Kalau sampai hari ini tidak ada kejelasan. Kalau memang digelapkan ya kita minta aparat mengusut kasus ini,” pesannya.
Editor : Dayat