PWMU.CO – Siswa-siswi kelas 1 SD Aisyiyah 1 Nganjuk mengikuti kegiatan pembelajaran karakter dengan praktik menyeberang di zebra cross depan sekolah pada Sabtu (08/03/2025).
Dengan tertib, mereka berbaris dan antre untuk menyeberang, dibantu oleh petugas keamanan sekolah. Setelah sampai di ujung penyeberangan, mereka tersenyum ramah, sedikit membungkukkan badan, menangkupkan kedua tangan, dan mengucapkan, ‘Terima kasih, Pak!’.
Kegiatan ini merupakan bagian dari simulasi pembelajaran karakter untuk menanamkan budaya positif, khususnya sikap sopan santun dan kebiasaan mengucapkan terima kasih.
Salah satu guru pendamping, Oom Komariah SPdI menyampaikan bahwa pembiasaan budaya positif dalam berkomunikasi dan berinteraksi, seperti yang dilakukan para siswa, sangat penting diajarkan dan dicontohkan sejak dini.
“Mengucapkan terima kasih dengan sikap yang sopan dan santun harus menjadi kebiasaan di mana pun mereka berada. Ucapan terima kasih tidak hanya diungkapkan saat menerima benda atau materi, tetapi juga ketika mendapatkan kebaikan dan pertolongan dari orang lain. Selain sebagai bentuk penghargaan terhadap sesama, kebiasaan ini juga mengajarkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat kebaikan yang mereka terima melalui orang lain,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, para siswa-siswi dapat belajar mempraktikkan tata krama melalui hal sederhana, yaitu mengucapkan terima kasih kepada petugas yang telah membantu mereka menyeberang, baik saat memasuki area sekolah maupun saat pulang.
Melalui simulasi pembelajaran ini, diharapkan para siswa-siswi memahami pentingnya menghargai kebaikan orang lain dengan tutur kata yang sopan serta bahasa tubuh yang santun.
Dalam praktik ini, para siswa-siswi terlihat antusias dan senang mengikuti simulasi tersebut. Beberapa di antaranya bahkan bersemangat untuk mengulang dan mempraktikkan kembali apa yang telah diajarkan.
Oom Komariah juga menekankan pentingnya menerapkan budaya sopan santun dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat di sekolah, tetapi juga di mana pun dan dengan siapa pun mereka berinteraksi.
“Ucapan Terima kasih adalah kata sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat besar, terutama jika diucapkan dengan tulus. Mengajarkan anak untuk mengucapkan terima kasih tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi harus dicontohkan secara nyata,” tuturnya.
Menurutnya, orang tua di rumah dan para pendidik di sekolah memiliki tanggung jawab bersama untuk menjadi teladan dalam menanamkan budaya ini. Cara terbaik mengajarkan sopan santun kepada anak-anak adalah dengan memberi contoh nyata, lalu membiasakannya secara berulang dan berkelanjutan.
“Selain kata ‘terima kasih’, ada dua kata ajaib lainnya yang penting diajarkan kepada anak-anak, yaitu ‘tolong’ dan ‘maaf’. Ketiga kata ini bukan sekadar ungkapan, tetapi merupakan bagian dari nilai-nilai sopan santun yang harus dibiasakan sejak dini,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa pembiasaan ini perlu dilakukan secara berkelanjutan agar dapat menjadi bagian dari karakter mereka. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa menggunakannya kapan saja, dengan siapa saja, dan di mana pun mereka berada. (*)
Penulis Siti Mujayanah Editor Ni’matul Faizah