Kepala Cabang Perum Bulog Kediri, Imam Mahdi
Nganjuk, Bhirawa.
Menjelang Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, permintaan komoditi pangan di pasar diperkirakan naik seperti biasanya akan tetapi sejauh ini pergerakan harga tetap terkendali. Khususnya komoditi beras, pemerintah juga berencana mengambil langkah dalam upaya stabilisasi harga pasokan pangan melalui operasi pasar kebutuhan pangan pokok.
Di tengah mulainya masa panen, pemerintah melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) tengah melakukan penyerapan gabah/beras (sergab) sesuai ketentuan pemerintah dengan harga Rp 6.500,-/kg. Target sebanyak 3 juta ton penyerapan setara beras ini menjadi peluang pemerintah dalam memberikan harga yang baik kepada petani di Indonesia di tengah prakiraan surplus panen sebanyak 4,9 juta ton hingga Bulan Mei 2025 sesuai dengan informasi dari BPS dan Kementerian Pertanian.
Seperti di sampaikan oleh Kepala Cabang (Kancab) Perum Bulog Kediri, Imam Mahdi, bahwa pencapaian wilayah Nganjuk-Kediri, khususnya Nganjuk dalam operasi sergab sejak awal puasa kemarin, Bulog dengan mengerahkan lima (5) unit truk untuk membantu mengangkut hasil pembelian secara langsung dari petani dengan di bantu oleh petugas penyuluh lapang (PPL) Dinas Pertanian, Anggota KODiM 0810/Nganjuk melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa).
“Beberapa hari ini banyak anggota kami pulang ke rumah pas waktu Sahur, karena mengawal dan mengawasi proses timbang gabah kering pakai (GKP)”, ungkap Winarto,Pasi Intel Kodim. Di mana Pasi Intel bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan memimpin pengumpulan keterangan tentang kegiatan Binter di wilayah.
Kerja keras kolaborasi para pemangku kepentingan di Kabupaten Nganjuk untuk mendukung ketahanan pangan melalui swasembada beras ternyata berbuah manis. Serapan gabah petani oleh BULOG kancab Kediri telah mencapai 33.600 ton setara Gabah Kering Panen (GKP) atau 16.800 ton setara beras bahkan menjadi yang tertinggi di Jawa Timur,” ungkap Imam kemarin.
“Kondisi ini akan terus meningkat sampai saat panen raya di wilayah Nganjuk dan Kediri yang di akhir bulan Maret sampai pertengahan bulan April nanti. Dapat dipastikan jeempat gudang Bulog tersebut akan penuh, Nganjuk mempunyai potensi yang luar biasa”, tambah Imam
Kancab Kediri telah menyiapkan kapasitas pengeringan yang mencakup wilayah Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kabupaten Nganjuk dengan total 450 ton per hari. Untuk mengatasi lonjakan produksi yang signifikan, strategi penjadwalan prioritas panen diterapkan sebagai langkah efektif dalam menyesuaikan kapasitas tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Nganjuk produksi padi diperkirakan mencapai sekitar 5.600 ton per hari pada puncak panen yang berlangsung dari Maret hingga April 2025.
“Untuk menjaga stabilisasi harga pasar dan monopoli tidak semua hasil panen tersebut di beli oleh Bulog, tetap di serahkan ke mekanisme pasar, kedepannya Perum Bulog sudah menyewa hamparan sawah seluas 5 hektar di Ngsnjuk dan disiapkan untuk menjadi lahan percontohan pertanian berkelanjutan”, pungkas Imam Mahdi.
Pemerintahan baru, semangat baru merubah paradigma lama. Adanya regulasi dan intervensi pemerintah untuk memangkas mata rantai mafia dan calo di sektor pertanian, membawa angin segar bagi kaum petani untuk lebih berdaya dan sejahtera, lepas dari skenario gagal panen, serangan hama, bencana banjir. Impian menjadi negara ysng sejahtera, gemah ripah loh jinawi, semoga lekas terwujud. (dro.hel)